Cari Blog Ini

Minggu, 10 April 2011

Aset tetap dan Aset tidak berwujud

Sekedar berbagi temen2.,,
Berikut saya pgn share pengetahuan di bidang akuntansi khusus di Indonesia pastinya, sekarang mgkin saya akan berbagi pengetahuan di Aktiva tetap dan Aktiva tidak berwujud.

Langsung aja ne temen2.

ASET TETAP:
Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Aset tetap terbagi dalam:
1. Aset yang dapat disusutkan, contoh: Bangunan, mesin, peralatan, alat-alat produksi, komputer dan lain sebagainya.
2. Aset yang tidak dapat disusutkan, contoh: tanah

Menurut akuntansi ada 4 faktor yang dipertimbangkan dalam penghitungan besarnya biaya penyusutan aset tetap, yaitu:
1. Nilai perolehan aktiva
2. Nilai residu (sisa)
3. Dasar penyusutan
4. Umur aset

Untuk perolehan, aset tetap dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
1. Pembelian aset baik tunai maupun kredit(angsuran)
2. Perolehan sewa guna usaha(leasing)
3. Perolehan dengan pertukaran
4. Perolehan dengan membangun sendiri
5. Perolehan dengan hibah, bantuan atau pemberian

Menurut literatur akuntansi Indonesia, aset disusutkan dengan beberapa metode:
1. Metode garis lurus
2. Metode Jumlah Angka Tahun
3. Metode Saldo Menurun
4. Metode Satuan Produksi
5. Metode Grup dan Gabungan

Berbeda dengan praktek akuntansi umum yang memberikan keleluasaan pada wajib pajak untuk memakai pendekatan penyusutan per aktiva, per jenis atau kelompok sesuai dengan masa manfaat ekonomisnya, ketentuan pajak membatasi kepada metode per aktiva dan per jenis.

Berdasarkan interval umur,, aset tetap:
1. Aset bukan bangunan dikelompokkan menjadi kelompok 1 (umur 4 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 50% untuk metode saldo menurun atau 25% untuk metode garis lurus)
2. Kelompok 2 (umur 8 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 25% untuk metode saldo menurun dan 12,5% untuk metode garis lurus
3. Kelompok 3 (umur dari 16 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 12,5% atau 6,25% )
4. Kelompok 4 (umur 20 tahun denga tarif depresiasi tahunan 10% atau 5%)
5. Dalam metode saldo menurun pendekatan tutup akhir diperlakukan
6. Pada akhir masa manfaat nilai sisa buku dihapuskan semua.

Devaluasi Aktiva:
Dilakukan perusahaan jika nilai suatu aktiva terlalu tinggi (overstated) dari nilai manfaatnya. Devaluasi menurunkan nilai aktiva dengan membebankannya ke Laporan L/R atau saldo Laba yang di tahan.
Dalam ketentuan perpajakan devaluasi aktiva perusahaan tidak dikenal.

Reorganisasi Semu (Readjustment):
Dilakukan perusahaan untuk mengurangi rugi operasi yang iderita secara berkelanjutan. Akan menurunkan nilai aktivatetap, laba yang ditahan, nominal nilai modal saham, dengan selisih defisit dapat dibebeankan ke pengurangan modal saham.
Ketentuan perpajakan : dengan mengabaikan turunnya daya beli uang, jumlah penghasilan WP diukur berdasarkan nilai historis barang atau jasa yang diserahkan.

Apresiasi Aktiva Tetap:
Untuk tujuan perpajakan & komersial , dasar penilaian aktiva merupakan Harga perolehan (cost) yang diukur sebesar harga pasar wajar.
Ketentuan tentang penilaian kembali bersifat repetitif dan otomatis setiap 5 tahun perusahaan dapat melakukan revaluasi terhadap aktiva yang belum dilakukan penilaian kembali pada saat revaluasi masa sebelumnya.

Sekian temen2..,, tetep semangat!!!

Sabtu, 09 April 2011

Budidaya Lele

Pagi kawan,, ini posting pertama ane,, pengen berbagi ilmu aja ne buat temen2 yang pengen usaha hehe,,


saat ini kan banyak tuh warung warung pecel lele, biasa mah di kota2 kuliahan, banyak anak kuliahan yang demen ama pecel lele, salah satunya ane ^.^
Langsung aj ne temen2,, mari simak bareng2...

Cara Budidaya Lele Dumbo:

Pematangan gonad lele dumbo dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk ukuran 0,7 – 1,0 kg; beri pakan tambahan berupa pellet khusus lele dumbo sebanyak 3 persen setiap hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 6 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 80 – 100 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah. Seleksi Seleksi induk lele dumbo dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; tubuh agak kusam; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, tubuh memerah dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih.
Caranya, siapkan bak berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 30 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; masukan 1 ekor induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari; masukan pula 1 ekor induk jantan; esok harinya, tangkap kedua induk dan biarkan telur menetas di tempat itu.
Pengambilan sperma Setengah jam sebelum pengeluaran telur, sperma harus disiapkan. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang; keluarkan darahnya; gunting kulit perutnya, mulai dari anus hingga belanag tutup insang; buang organ lain dalam perut; ambil kantung sperma; bersihkan kantung sperma dengan tisu hingga kering; hancurkan kantung sperma dengan cara menggunting bagian yang paling banyak; peras spermanya agar keluar dan masukan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides; aduk hingga homogen. Pengeluaran telur Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 jam dari penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan lap; bungkus induk dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan. Penetasan Penetasan telur lele dumbo dilakukan dalam bak tembok. Caranya, siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi bak tersebut dengan air setinggi 30 cm dan biarkan alirkan air selama penetasan; pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak; beri pemberat agar hapa tenggelam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja); tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa; biarkan telur menetas dalam 2 – 3 hari.
Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu. Pendederan II Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan. Pendederan III Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian. Pembesaran Pembesaran lele dumbo dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.


sumber: Cara Budidaya Lele Dumbo http://id.shvoong.com/humanities/1978002-cara-budidaya-lele-dumbo/#ixzz1HxUwwYeF

Semoga bermanfaat,, Semangat!!!